Sejarah Nabi Muhammad SAW
Lagi-lagi sebuah sejarah
dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin tidak mau tahu,
ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah sebab awal
penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota
kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan
terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana
terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh berhala-berhala yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud berhala yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah
sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram,
perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala
kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi
kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah
(bani/kaum).
I. Kelahiran Sang Nabi
Pada saat yang sangat kritis ini
muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita, sinarnya semakin terang
membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan bintang yang biasa, tapi
bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di siang haripun malu
menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke
muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia
dikenal dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir
tanggal 17 Rabiul Awwal (12 Rabi’ul awwal menurut mazhab sunni) 570 M,
bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia
semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang
lain, yang selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar
lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki silsilah yang berhubungan langsung
dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui
rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan.
Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk
bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan
kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi
pun tak kan sanggup memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang
luarbiasa, dimulai dengan peristiwa padamnya api “abadi†di kerajaan Persia, hancurnya sesembahan batu di sana, dan penyerangan
pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka’bah, yang di kemudian hari menjadi
kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang besar ini
dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat
(Ka’bah), karenanya tahun ini dinamakan tahun Gajah. Sudah menjadi tradisi
kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa.
Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah,Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya
berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid
(Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad dan
“meletakkannya†ke dalam rahim Aminah, Sang
isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah
lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam,
walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi
ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya
telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya, datanglah
seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada Aminah,
mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata “ kata ini kepada wanita ini, ia
tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami
telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu goncang hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan
tangisnya, ia menangis menahan sedih dan tak makan beberapa hari,
namun ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita datang dan berkata kepadanya
agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik “ baik. Ia berulang kali
bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Maryam binti Imran
(Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata : Kelak bayi
yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia paling mulia sejagat raya, maka
jagalah ia baik “ baik hingga kelahirannya.
Saat ayahanda Muhammad yang
mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain “ 17 tahun), sang bintang
kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun kemudian Bunda
Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad dibawa
pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka setelah
ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum
lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang
(Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang
pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri (Muhammad). Pemandu
ilahi selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang
gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya
untuk menjadi gembala domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang
memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan
berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu
dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun
kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut
ini, Semua Nabi pernah menjadi gembala
sebelum beroleh jabatan kerasulan. Orang bertanya kepada Nabi, Apakah Anda juga pernah menjadi gembala?†Beliau menjawab, Ya. Selama
beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.â€
Sang bintang terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum
lagi ia dilahirkan sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu
di masa kecil sebagai tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil
yang telah kehilangan kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih
membutuhkan naungan kedua orang tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke
jazirah Arabia lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan
Muhammad terbilang cukup sulit. Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya,
keluhuran budi, keunggulan ahklaq dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai
“orang jujur†(al-Amin), ia menjadi salah
seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan Khodijah memberikan dua
kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy,
termasuk barang dagangan Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di tempat
tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih
banyak ketimbang lain. Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan, Sang
bintang melewati negeri ‘Ad dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa kaum
pembangkang itu mengundang perhatian sang bintang.
Kafilah mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang, Alangkah
baiknya jika Anda memasuki Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada
Khodijah tentang perdagangan dan keuntungan besar yang kita dapatkan. Nabi tiba
di Mekah ketika Khodijah sedang duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan
mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal
menyangkut barang dagangan. Maisarah menceritakan tentang Kebesaran jiwa
Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan. Maisarah menceritakan Di Busra,
Al-Amin duduk di bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang sedang
duduk di biaranya, kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya
kepada saya, kemudian ia berkata, ˜Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu
adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam
Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada
Waraqah bin Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, “Orang yang
memiliki sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.
II. Pernikahan
Kebanyakan sejarawan percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada
Nabi ialah Nafsiah binti Aliyah sebagai berikut:
Wahai Muhammad! Katakan terus terang, apa sesungguhnya yang menjadi
penghalang bagimu untuk memasuki kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu sudah
cukup dewasa! Apakah anda akan menyambut
dengan senang hati jika saya mengundang Anda kepada kecantikan, kekayaan,
keanggunan, dan kehormatan ? Nabi menjawab,â€Apa maksud Anda? Ia lalu menyebut Khodijah. Nabi lalu berkata,
Apakah Khodijah siap untuk itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh berbeda? Nafsiah berujar Saya mendapat kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia
setuju. Anda perlu menetapkan tanggal perkawinan agar walinya (Amar bin Asad)
dapat mendampingi Anda beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan
perayaan dapat diselenggarakan".
Kemudian Muhammad membicarakan hal ini kepada pamannya yang mulia, Abu
Tholib. Pesta yang agung pun diselenggarakan, sang paman yang mulia ini
menyampaikan pidato, mengaitkannya dengan puji syukur kepada Tuhan. Tentang
keponakannya, ia berkata demikian, Keponakan saya Muhammad bin ‘Abdullah
lebih utama daripada siapapun di kalangan Quraisy. Kendati tidak berharta,
kekayaan adalah bayangan yang berlalu, tetapi asal usul dan silsilah adalah
permanen".
Waraqah, paman Khodijah, tampil dan mengatakan sambutannya, Tak ada orang
Quraisy yang membantah kelebihan Anda. Kami sangat ingin memegang tali
kebangsawanan Anda. Upacara pun dilaksanakan. Mahar ditetapkan
empat puluh dinar-ada yang mengatakan dua puluh ekor unta.
Sang bintang sekarang mulai dewasa, ia mempunyai seorang istri yang begitu
lengkap kemuliaannya, dari perkawinan ini Khodijah melahirkan enam orang anak,
dua putra, Qasim, dan Abdulah, yang dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga
orang putrinya masing-masing Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua
anak laki-lakinya meninggal sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.
Ketika umur sang bintang mulai menginjak 35 tahun, banjir dahsyat mengalir
dari gunung ke Ka’bah. Akibatnya, tak satu pun rumah di Makah selamat dari
kerusakan. Dinding ka’bah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk
membangun Ka’bah tapi takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama
yang mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa
takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata
Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa
tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut
bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali ka’bah,
diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, “Dalam pembangunan kembali
Ka’bah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang
yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh
dibelanjakan untuk tujuan ini.†Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui
tentang kekayaan yang diperoleh secara tidakhalal, tetapi kenapa mereka masih
melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat
ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta
kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja
melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Mari kita kembali lagi menuju Mekah, ketika dinding ka’bah telah dibangun
dalam batas ketinggian tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan Hajar Aswad pada
tempatnya. Pada tahap ini, muncul perselisihan di kalangan pemimpin suku.
Masing-masing suku merasa bahwa tidak ada suku yang lain yang pantas melakukan
perbuatan yang mulia ini kecuali sukunya sendiri. Karena hal ini, maka
pekerjaan konstruksi tertunda lima hari. Masalah mencapai tahap kritis,
akhirnya seorang tua yang disegani di antara Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah
Makhzumi, mengumpulkan para pemimpin Quraisy seraya berkata,Terimalah sebagai wasit orang pertama yang masuk melalui Pintu Shafa. (buku lain mencatat Bab as-salam). Semua menyetujui gagasan ini. Tiba-tiba
Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka berseru, Itu Muhammad, al-Amin.
Kita setuju ia menjadi wasit!
Untuk menyelesaikan pertikaian itu, Nabi meminta mereka menyediakan
selembar kain. Beliau meletakkan Hajar Aswad di atas kain itu dengan tangannya
sendiri, kemudian meminta tiap orang dari empat sesepuh Mekah memegang setiap
sudut kain itu. Ketika Hajar Aswad sudah diangkat ke dekat pilar, Nabi
meletakkannya pada tempatnya dengan tangannya sendiri. Dengan cara ini, beliau
berhasil mengakhiri pertikaian Quraisy yang hampir pecah menjadi peristiwa
berdarah.
Tuhan, Sang Maha Konsep sudah membuat konsep tentang semua ini, tanda-tanda
seorang bintang telah banyak ia tampakkan pada diri Muhammad, dari batinnya
yang mulia sampai pada bentuk lahirnya yang indah. Kesabaran yang diabadikan di
dalam Kitab suci menjadi bukti yang tak terbantahkan, bahwa ia adalah manusia
sempurna, dalam wujud lahiriah (penampakan), maupun batinnya. Tidak setitik
cela apalagi kesalahan selama hidupnya, Sang Maha Konsep benar-benar telah
mengonsepnya menjadi manusia ilahi. Al-Amin telah dikenal oleh masyarakat
Mekah, sebagai manusia mulia, sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak.
Sebelum pengutusannya menjadi Rosul, Muhammad selalu mengamati tanda kekuasaan
Tuhan, dan mengkajinya secara mendalam, terutama mengamati keindahan, kekuasaan,
dan ciptaan Allah dalam segala wujud. Beliau selalu melakukan telaah mendalam
terhadap langit, bumi dan isinya. Beliau selalu mengamati masyarakatnya
yang rusak, dan hancur, beliau mempunyai tugas untuk menghancurkan segala
bentuk pemberhalaan. Apalah kiranya yang membuat masyarakatnya seperti ini, ia
mengembalikan semua ini kepada Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan
manusia.
Gunung Hira, puncaknya dapat dicapai kurang lebih setengah jam, gua ini
adalah saksi atas peristiwa menyangkut “sahabat karibâ€-nya (Muhammad), gua ini menjadi saksi bisu tentang wahyu, dan seakan-akan
ia ingin berkata,†disinilah dulu anak Hasyim itu
tinggal, yang selalu kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi Rosul,
disinilah Al-Furqon pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku telah
mengatakannya, kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian menutup
telinga kalian rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari kalian
hanya menjadikan aku sebagai museum sejarah.“kata saksi bisu.
III. Diangkat Menjadi Rasul
Hira, tempat diturunkannya kalimat Tuhan Yang Maha Sakti, kalimat yang
membuat iblis berputus asa untuk menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya
alam semesta berguncang. Al-Qur’an, susunan kalimatnya yang mengandung makna
yang banyak telah membuat tercengang manusia-manusia manapun di jagat raya,
yang mengakui kebenarannya, akan mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya
harus tunduk atas kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak, dengan cara
apapun akan sia-sia, dan celaka. Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan
semesta Alam, Sang Pemilik Konsep, untuk menyampaikan kalimat-Nya secara
berangsur-angsur kepada Al-amin yang berada di Gunung Hira’. Al-Amin telah
mempersiapkan dirinya selama empat puluh tahun untuk memikul tugas yang
maha berat ini, Jibril datang kepadanya dengan membawa beberapa kalimat dari
Tuhannya. Ialah kalimat pertama yang dikemukakan dalam Al-qur’an sebagai
berikut
“Bacalah dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Paling Pemurah. Yang mengajari [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinyaâ€.
Ayat ini dengan tegas menyatakan tentang program Nabi, dan menyatakan dalam
istilah-istilah jelas bahwa fondasi agamanya diberikan dengan
pengkajian, pengetahuan, kebijaksanaan, dan penggunaan pena.
Muhammad, pembawa berita bahagia,
ancaman, dan perintah merupakan manusia teladan sepanjang masa, ia adalah
manusia dalam wujud Ilahiah, utusan Tuhan yang kepadanya ummat manusia
memohonkan syafa’at. Tidak satupun mahkluq yang mencapai kesempurnaan yang
dicapai Muhammad, sejak kecil ia telah memperlihatkan ketulusan, kejujuran,
manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong, yang tidak pernah
menghianati janji, dan sayang kepada yang miskin.
Malaikat Jibril menyelesaikan
tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad pun turun dari Gua Hira menuju
rumah “Khodijahâ€. Jiwa agung Nabi disinari cahaya wahyu. Beliau merekam di hatinya apa yang
didengarnya dari malaikat Jibril. Setelah kejadian ini, Jibril menyapanya,â€Wahai Muhammad! Engkau Rosul Allah dan aku Jibrilâ€. Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap, secara
berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita, Khodijah
adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang memeluk Islam
adalah ‘Ali.
Muhammad mengadakan perjamuan
makan dengan kerabatnya, selesai makan, beliau berpaling kepada para sesepuh
keluarganya dan memulai pembicaraan dengan memuji Allah dan memaklumkan
keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,†Sesungguhnya, pemandu suatu kaum
tak pernah berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi Allah yang tak ada
sekutu bagi-Nya bahwa saya diutus oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada
Anda sekalian dan umumnya kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya!
Anda sekalian akan mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan
kembali dan akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga
Allah yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang
berbuat jahat). “Lalu beliau menambahkan, “Tak ada manusia yang pernah
membawa kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk Anda. Saya
membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan saya memerintahkan
kepada saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah diantara Anda sekalian
yang akan menjadi pendukung saya sehingga ia akan menjadi saudara, washi (penerima
wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?â€.
Ketika pidato Nabi mencapai poin
ini, kebisuan total melanda pertemuan itu. ‘Ali, remaja berusia lima belas
tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit seraya berkata dengan mantap,†Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung Anda.†Nabi menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya, tapi tak ada
yang menyambut kecuali ‘Ali yang terus melontarkan jawaban yang sama. Beliau
lalu berpaling kepada kerabatnya seraya berkata,†Pemuda ini adalah saudara, washi, dan khalifah saya diantara kalian.
Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti dia".
Pemakluman khilafah (imamah) ‘Ali di hari-hari awal kenabian Muhammad
memperlihatkan bahwa dua kedudukan ini berkaitan satu sama lain. Ketika
Rosulullah diperkenalkan kepada masyarakat, khalifahnya juga ditunjuk dan diperkenalkan
pada hari itu juga. Ini dengan sendirinya menunjukkan bahwa kenabian dan imamah
merupakan dua hal yang tak terpisahkan.
Peristiwa diatas membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran ‘Ali.
Karena, dalam pertemuan di mana orang-orang tua dan berpengalaman tenggelam
dalam keraguan dan keheranan, ia menyatakan dukungan dan pengabdian dengan
keberanian sempurna dan mengungkapkan permusuhannya terhadap musuh Nabi tanpa
menempuh jalan politisi yang mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu ia yang
termuda diantara yang hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah
menyiapkan pikirannya untuk menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa
ragu-ragu untuk menerimanya.
Setelah berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi berdakwah
terang-terangan kepada kaum Quraisy. Muhammad, berbekal kesabaran, keyakinan,
kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah terus-menerus dan tidak menghiraukan
orang-orang musrik yang terus menghardik dan mengejeknya. Banyak yang cara yang
dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan Muhammad, suatu saat Abu Tholib
sedang duduk bersama keponakannya. Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah
Abu Tholib membuka pembicaraan dengan berkata,†Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan kita dan menciptakan
perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita dan mencemooh kita dan berhala
kita. Jika ia melakukan itu karena kemiskinan dan kepapaannya, kami siap
menyerahkan harta berlimpah kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan, kami
siap menerimanya sebagai penguasa kami dan kami akan mengikuti perintahnya.
Bila ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan tabib ahli untuk
merawatnya…â€.
Abu Tholib berpaling kepada Nabi seraya berkata,“ Para sesepuh anda
datang untuk meminta Anda berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun tidak
mengganggu Anda.†Nabi menjawab,†Saya tidak menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan empat
tawaran itu, mereka harus menerima satu kata dari saya, yang dengan itu mereka
dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai pengikut
mereka.†Abu Jahal bangkit sambil
berkata, “ Kami siap sepuluh kali untuk mendengarnya.†Nabi menjawab,†Kalian harus mengakui keesaan
Tuhan.†Kata-kata tak terduga dari Nabi
ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret panas. Mereka demikian heran,
kecewa, dan putus asa sehingga serentak mereka berkata,†Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada satu Allah
saja?â€
Orang Quraisy meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata terbakar
kemarahan. Mereka terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan mereka. Dalam
ayat berikut, kejadian itu dikatakan,
“Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan
dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata,’Ini adalah seorang ahli
sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang
Satu saja ? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.’
Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka [seraya berkata], ‘Pergilah kamu dan
tetaplah [menyembah] tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang
dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini;
ini(mengesakan Allah) tidak lain kecuali dusta yang diada-adakan.â€
Banyak sekali contoh penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari
nabi menghadapi penganiayaan baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi Mu’ith
melihat Nabi bertawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi dengan
serbannya dan menyeret beliau ke luar masjid. Beberapa orang datang membebaskan
Nabi karena takut kepada Bani Hasyim. Dan masih banyak lagi. Nabi
menyadari dan prihatin terhadap kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat
dukungan dan lindungan Bani Hasyim, kebanyakan pengikutnya budak wanita dan –
pria serta beberapa orang tak terlindung. Para pemimpin Quraisy menganiaya
orang-orang ini terus-menerus , para pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa
anggota suku mereka sendiri yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya
meminta nasihatnya menyangkut hijrah, Nabi menjawab, “Ke Etiopia akan lebih
mantap. Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada orang yang ditindas di sana.
Tanah negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai Allah
menolong Anda.
Pasukan Syirik Quraisy kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka
mereka melakukan propaganda anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah Nabi,
Bersikeras menjuluki Nabi Gila, larangan mendengarkan Al-Qur’an, menghalangi
orang masuk Islam, sehingga Allah mengabadikan perkataan orang-orang keji ini
dan menunjukkan sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Qur’an Allah berfirman
“Demikianlah, tiada seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang yang
sebelum mereka selain mengatakan,’ Ia adalah seorang tukang sihir atau orang
gila.’ Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu ?
Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.â€
Kaum Quraisy pun gagal melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi
usaha Muhammad, dan menghalangi orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang
Esa. Mereka pun melakukan Blokade ekonomi yang membuat banyak kaum muslim,
terutama kaum wanita dan anak-anak kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk
ke Syi’ib Abu Tholib, yang diikuti pendamping hidupnya, Khodijah, dengan
membawa serta Fatimah AS. Orang-orang Quraisy mengepung mereka di Syi’ib itu
selama tiga tahun. Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan
keluarlah sang bintang bersama keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah
telah menetapkan kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar
dari pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah hidup
dengan kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal
Khodijah sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah
Saww., dan dia telah berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya
meninggal pada tahun itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim keluar dari blokade
orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang sama,
paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung
dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau
kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya.
Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan ‘Am Al-Huzn (Tahun Duka cita). Bukan
hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih
sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan
menyelimuti dan menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan
ibundanya, berpisah dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih
sayangnya. Acap kali dia bertanya kepada ayahandanya,†Ayah, kemana Ibu?†Kalau sudah begini, tangisnya
pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul merasakan
betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu Tholib
kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad
berhijrah ke Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal
dari lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab
bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robi’ul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi
terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi,
‘Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena
sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy yang berada di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk
membunuh Muhammad di malam hari, dan masing-masing suku mempunyai wakil,
sehingga Bani Hasyim tidak dapat menuntut balas atas kematian Muhammad.
Orang-orang ini memang bodoh, mereka mengira Muhammad dapat dihancurkan hanya
dengan cara seperti ini, seperti urusan duniawi mereka. Jibril datang
memberitahu Nabi tentang rencana kejam kaum kafir itu. Al-Qur’an merujuk pada
kejadian itu dengan kata-kata,
“Dan [ingatlah] ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan
daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau
mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu.
Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
Ali berbaring melewati cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam menggantikan
Nabi, sejak sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi seorang anak muda
yang begitu berani mengorbankan nyawanya untuk sang Nabi, ia, yang bersama
Khodijah adalah orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, dialah orang yang
rela berkorban untuk Nabi, Ali, sekali lagi ‘Ali. Kepadanya Nabi berkata,â€Tidurlah di ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan selimut
hijau yang biasa saya gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh saya.
Saya harus berhijrah ke Yastrib. ‘Ali menempati ranjang Nabi sejak sore.
Ketika tiga perempat malam lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan
mengintipnya melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan
menyangka bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nabi.
IV. Hijrah
Kini tiba fajar. Semangat dan gairah besar tampak di kalangan musyrik itu.
Mereka begitu yakin akan segera berhasil. Dengan pedang terhunus mereka
memasuki kamar Nabi, yang menimbulkan suara gaduh. Serentak ‘Ali mengangkat
kepalanya dari bantal dan menyingkirkan selimutnya lalu berkata dengan sangat
tenag,â€Apa yang terjadi ?†Mereka menjawab,â€Kami mencari Muhammad. Di mana
dia?†’Ali berkata,†Apakah anda menitipkannya kepada saya sehingga saya harus menyerahkannya
kembali kepada Anda? Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di rumah.†Muhammad telah pergi jauh di luar pengetahuan mereka.
Nabi, tiba di Quba tanggal 12 Rabi’ul Awwal, dan tinggal di rumah Ummu Kultsum
ibn al-Hadam. Sejumlah Muhajirin dan Ansor sedang menunggu kedatangan Nabi.
Beliau tinggal di situ sampai akhir pekan. Sebagian orang mendesak agar beliau
segera berangkat ke Madinah, tetapi beliau menunggu kedatangan ‘Ali. Orang
Quraisy mengetahui hijrahnya ‘Ali dan rombongannya – diantaranya ialah
Fatimah, puteri Nabi, Fatimah binti ‘Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul
Mutholib – karena itu, mereka memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di
daerah Zajnan. Perselisihan pun terjadi dan ‘Ali berkata “Barangsiapa
menghendaki tubuhnya terpotong-potong dan darahnya tumpah, majulah! Tanda
marah nampak di wajahnya. Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah
menjadi serius, mengambil sikap damai dan berbalik pulang.†Ketika ‘Ali tiba di Quba, kakinya berdarah, dikarenakan menempuh
perjalanan Makah Madinah dengan berjalan kaki. Nabi dikabari bahwa, ‘Ali
telah tiba tapi tak mampu menghadap beliau. Segera nabi ke tempat ‘Ali lalu
merangkulnya. Ketika melihat kaki ‘Ali membengkak, air mata Nabi
menetes".
Penduduk Yastrib – yang kemudian berganti menjadi nama Madinah - menyambut kedatangan
Nabi. Mereka mengucapkan berbagai macam syair untuk menyambut manusia mulia
ini. Disinilah manifestasi sebuah negara Islam pertama kali didirikan. Muhammad
menyusun kekuatannya di Madinah bersama keluarga dan sahabat setianya yang rela
meninggalkan tanah air dan hartanya untuk Tuhannya, islam yang muda ini
menyusun kekuatan untuk menghadapi kekuatan kaum Quraisy yang setiap saat siap
untuk menghancurkan Islam yang dibangun ini, perang demi perang mulai dari
Badar, Uhud, Khandaq, yang disetiap perang tampillah Al-Washi Muhammad yang
selalu menjadi pemberi moral kepada pasukan untuk menghancurkan kafir Quraisy
dengan Iman yang membara. Pada perang Badar ‘al-washi (‘Ali) dan Hamzah
tampil menghadapi pemberani kafir Quraisy,dalam sepucuk suratnya kepada
Muawiyah, ‘Ali mengingatkannya dalam kata-kata ‘Pedang saya yang saya
gunakan untuk membereskan kakek anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari Hindun
Ibu Muawiyah), paman anda dari pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara Anda
(Hanzalah) masih ada pada saya. Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah dan
‘Ali tidak pernah Absen, ‘Ali adalah pembawa panji dalam setiap peperangan.
Nabi mengungkapkan nilai pukulan ‘Ali pada perang Khandaq (parit) – disebut
juga dengan Ahzab – kepada ‘Amar bin ‘Abdiwad itu,†Nilai pengorbanan itu melebihi segala perbuatan baik para pengikutku,
karena sebagai akibat kekalahan jagoan kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi
terhormat dan kaum kafir menjadi aib dan terhina".
V. Benteng Khaibar
Pada perang Khaibar ketika semangat kaum muslim mengendur dan merasa
tidak mampu untuk menghancurkan benteng Khaibar, orang-orang menunggu dengan
gelisah dan ketakutan, karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak ada yang
mampu menghancurkan benteng, bahkan ‘Umar memuji keberanian pemimpin benteng,
Marhab,yang luar biasa yang membuat Nabi dan para komandan Islam kecewa atas
pernyataan ‘Umar ini.
Kebisuan orang-orang sedang menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh
kata-kata Nabi,†Dimanakah ‘Ali? “ Dikabarkan
kepada beliau bahwa ‘Ali menderita sakit mata dan sedang beristirahat di
suatu pojok. Nabi bersabda,†Panggil dia.†‘Ali diangkut dengan unta dan
diturunkan di depan kemah Nabi.†Pernyataan ini menunjukkan sakit matanya demikian serius sampai tak mampu
berjalan. Nabi menggosokkan tangannya ke mata ‘Ali seraya mendoakannya. Mata
‘Ali langsung sembuh dan tak pernah sakit lagi sepanjang hidupnya. Nabi
memerintahkan ‘Ali maju, menurut riwayat pintu benteng Khaibar itu terbuat
dari batu, panjangnya 60 inci, dan lebarnya 30 inci. Mengutip kisah pencabutan
pintu benteng Khaibar itu dari ‘Ali melalui jalur khusus,†Saya mencabut pintu Khaibar dan menggunakannya sebagai perisai. Seusai
pertempuran, saya menggunakannya sebagai jembatan pada parit yang digali kaum
Yahudi.†Seseorang bertanya kepadanya, Apakah Anda merasakan beratnya?Ali menjawab, Saya merasakannya sama berat
dengan perisai saya.†Masih banyak lagi
peristiwa-peristiwa lain selain peperangan untuk melawan kebejatan kaum kafir
Quraisy, banyak juga peristiwa yang menggembirakan, misalnya peristiwa
pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri Nabi, perubahan kiblat dari Bait
al-Maqdis ke Ka’bah di Makah. Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum
Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap
pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan
Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya,
namun Ia terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.
VI. Fath Makkah
Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang
Quraisy mekah, Nabi segera mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan
pasukan besar yang belum pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika
pasukan telah lengkap dan siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya
adalah Mekah. Pasukan bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah
selatan. Nabi memerintahkan kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk
membagi diri, dan menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh
melihat betapa besar pasukan musuh tersebut.
Di dekat kuburan Abu Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung Mekah,
kaum muslimin membuat kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan
cermat arus pasukan Islam yang masuk ke kota dari empat penjuru.
Makkah... Membisu di depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan
tidak lagi menyerukan teriakan Firaun-firaun, digantikan hiruk pikuk suara
10.000 prajurit Muslim yang menggema yang seakan-akan sedang menunggu
kedatangan sahabatnya
Gua itu menatap kepada orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan
terusir yang kini telah berdiri tegap dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu
pengikut dan pembelanya.
Nabi memasuki Mekah dan bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama
al-Washi, tidak ada darah yang tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di
Makkah menunggu bibir Muhammad berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi
pada mereka, namun bibir itu begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia
memberikan kepada mereka yang telah memeranginya pengampunan dan beliau berkata
Pergilah, Anda semuaadalah orang-orang
yang dibebaskan!
Kini, di Shafa, laki-laki yang telah membuat sejarah itu telah kembali,
berdiri di depan kehidupannya yang sarat dengan berbagai peristiwa dan yang
ditangannya tergenggam masa depan yang gemilang. Selama dua puluh tahun
penggembalaannya tak pernah henti, ia tak pernah merasakan letih, kesabarannya
begitu tinggi, tak pernah menyerah.“orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit
Shafa untuk memberikan Baâiat.
Setelah penaklukan Mekah masih ada beberapa peperangan besar berlanjut “
semasa hidup Nabi - yaitu Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa
dalam peperangan ini, sesudah membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera
menghambur untuk bergabung dengan Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur
membabat musuh untuk melindungi Nabi, dan pada kali yang lain menemui prajurit
musuh yang lari dan menghadang kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari
Nabi. Nabi memanggil sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai Ayyuhan Nas, mau
kemana kalian ? Wahai orang-orang yang ikut baiâat al-Ridwan! Wahai,
orang-orang yang kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang
berbaiat di bawah pohon...! orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar
akan diri mereka! Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung
Nabi. Kini Nabi memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu
diantaranya adalah kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi
menyambut panggilannya dengan, Labbaik, Labbaik... Kami datang, kami
datang...!
Pasukan Islam kembali memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad
dalam menyampaikan risalah agungnya telah selesai, dan kini “ tidak bisa “
tidak di harus melihat pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan
mengenang kembali pelajaran yang telah diberikannya selama dua puluh tiga
tahun, agar di bisa mengevaluasidan menelitinya kembali.
VII. Haji Wada
Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada
seorang musrik pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari
10.000 orang berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan
perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh
Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqaidah , Nabi disertai
semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan
Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak... seluruh padang terisi gema suara
mereka yang mengucapkan,â€Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la syarika laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku
datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku
datang memenuhi panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya
bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku datang memenuhi
panggilan-Mu... Langit, hingga hari itu, belum
pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu.
Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan “ dibawah sengatan Matahari
yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang “
bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari
satu warna yang menghiasi kehidupan manusia. Dan sejarah, adalah kakek tua yang
terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang
cerita yang membacakan hikayat-hikayat Firâun, Kisra dan Kaisar. Sejarah
sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan
heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan
pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama
umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa “penguasa†itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia
tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah
berkumpul Allah, Ibrahim, Kaâbah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan
kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.
Matahari tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh
cahayannya yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih
dari 100.000 orang. Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya,
Rosulullah berkata,Tahukah kalian, bulan apa ini ?.
Mereka serentak menjawab, Bulan Haram! .....
...Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak
tahu, mungkin aku tidak lagi akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di
tempat ini, untuk selama-lamanya... Ayyuhan Nas, sesungguhnya
darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana
diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui
Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini.
Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan
kepada orang yang berhak menerimanya.....
Akar-akar syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota
suci bagi kaum muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia,
dengan menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan,
baik kaya, miskin, raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang
membedakannya adalah takwa.
Muhammad telah melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di
pembaringan, Nabi membuka mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara
pelan Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan
berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke belakang, maka tidak akan
mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur.
0 komentar:
Posting Komentar